Langkah - Langkah Pemeliharaan TBM Karet

Pemeliharaan TBM merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan produktivitas tanaman karet. Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, TBM, sangat terkait erat dengan kapasitas produksi tanaman, yang akan berpengaruh pada produktivitas. Pemeliharaan juga penting untuk menjaga homogenitas tanaman pada suatu areal sehingga produktivitas secara keseluruhan dapat ditingkatkan. Selain itu,tanaman karet yang tidak terpelihara dengan baik akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya sehingga matang sadap menjadi lebih lama. Pemeliharaan TBM karet, tanaman karet yang belum disadap, akan sangat berdampak pada produktivitas tanaman selama masa hidupnya. Berikut ini adalah 7 langkah pokok pemeliharaan TBM karet untuk mendapatkan produktivitas yang optimal:

Pemeliharaan TBM karet


1. Penyisipan tanaman
Penyisipan tanaman merupakan suatu tindakan mengganti tanaman karet yang mati, karena berbagai sebab, dengan tanaman baru agar populasi dan homogenitas tanaman pada suatu areal tetap terjaga dengan baik. Oleh karena itu sangat penting untuk selalu mengecek kondisi tanaman karet di lapangan agar segera diketahui apabila ada tanaman yang harus diganti. Idealnya pengecekan tanaman dilakukan sekali dalam 2 minggu sampai tanaman berumur sekira tiga bulan. Bibit tanaman karet yang mati segera digantikan dengan bibit sehat yang baru dengan klon dan umur yang sama atau umur lebih tua. Disini terlihat pentingnya bibit tanaman cadangan, sekira 10%. Bibit tanaman cadangan ini dapat berupa bibit tanaman karet dalam polibeg, stum mini, stum tinggi dan core stum.

2. Pembuangan tunas palsu
Tindakan ini juga dikenal dengan penunasan, yaitu kegiatan membuang tunas yang tumbuh bukan dari tempat/mata okulasi. Umumnya tunas palsu banyak didapati pada bibitan stum okulasi mata tidur, dan sangat jarang ada di bibitan polibeg. Tumbuhnya tunas palsu akan bersaing dengan tunas yang diinginkan (tunas okulasi) sehingga dapat menghambat pertumbuhan bahkan mematikan tunas okulasi. Oleh karena itu sangat penting untuk selalu mengecek dan memotong tunas-tunas palsu agar yang tumbuh adalah tunas okulasi dan dapat menyeragamkan populasi tanaman.

3. Induksi percabangan
Pada umumnya tanaman karet muda tumbuh lurus ke atas tanpa ada cabang sehingga menimbulkan beberapa konsekuensi negatif seperti tumbuh tunas cabang, rawan serangan angin dan batang lambat besar. Oleh karena itu tindakan buatan berupa modifikasi percabangan sangat diperlukan. Cabang yang ideal untuk tanaman karet adalah pada ketinggian sekira 2,5 - 3 meter. Tindakan modifikasi cabang ini dapat dilakukan dengan cara clipping (pemotongan daun), folding (mengikat daun pada payung teratas) atau topping (pemenggalan batang). Secara umum, topping merupakan tindakan induksi percabangan yang paling efisien.

4. Penanaman tanaman penutup tanah
Tanaman penutup tanah atau sering dikenal dengan istilah LCC, Legume Cover Crops, dapat meningkatkan kesuburan tanah, melindungi dari erosi dan JAP, mempercepat matang sadap dan meningkat homegenitas tanaman dalam suatu hamparan. Saat ini LCC yang sangat populer di kebun karet adalah Mucuna bracteata dengan keunggulan diantaranya cepat tumbuh, biomassa banyak, tanah naungan dan kekeringan, tidak disukai binatang ternak serta mengurangi gulma pengganggu. Namun karena pertumbuhan yang cepat, maka pemeliharaan mucuna juga harus intensif sehingga tidak menggangu tanaman utama.

5. Pengendalian gulma
Gulma selalu menjadi pesaing dan pengganggu tanaman utama, sehingga harus dikendalikan. Pengendalian gulma dapat dilakukan secara manual, kimia ataupun penanaman LCC. Pengendalian gulma secara manual dapat dilakukan tatkala umur tanaman karet kurang dari setahun, yaitu dengan menyiang rumput di sekitar tanaman sampai jarak sekitar 50 cm melingkar. Untuk tanaman karet yang sudah lewat satu tahun maka gulma dikendalikan dengan semprot bahan kimia di sekitar tanaman melingkar atau sejajar jalur tanaman. Penyemprotan dilakukan secara rutin antara 2 - 4 minggu sekali dengan dosis anjuran dan tergantung dari kecepatan tumbuhnya gulma.

6. Pemupukan
Pemupukan tanaman sangat penting, terutama di masa tumbuh tanaman, masa krusial layaknya masa kanak-kanak. Tanaman karet TBM yang mendapatkan pemupukan dan pemeliharaan secara optimal akan tampil prima dengan produktivitas tinggi sepanjang masa ekonomisnya. Secara umum ada tiga hal yang harus diperhatikan saat melakukan pemupukan tanaman karet TBM yaitu dosis, waktu dan metode pemupukan. Dosis pupuk bergantung dari kesuburan tanah dan juga umur tanaman. Tentu tanah yang subur akan berbeda dengan tanah tandus dalam hal dosis pupuk. Pupuk juga diberikan dalam jumlah yang disesuaikan dengan umur tanaman. Urea, misalnya, diberikan dengan dosis 25 gram pada tanaman umur 2 bulan, dan meningkat menjadi 75 gram saat tanaman umur 1 tahun. Waktu pemupukan yang baik dilakukan pada saat tanaman tumbuh tunas baru, flush, yaitu setelah tanaman mengalami gugur daun. Adapun metode pemupukan sebaiknya dilakukan sekitar 2 minggu setelah penyiangan gulma agar pupuk dapat efektif ke tanaman utama. Metodenya dilakukan dengan cara ditebar di dekat akar, sesuai dengan umur tanaman.

7. Pengendalian hama penyakit
Langkah ketujuh dalam pemeliharaan tanaman karet belum menghasilkan, TBM karet, adalah pengendalian hama dan penyakit tanaman. Tentunya cara pengendaliannya disesuaikan dengan hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Misalnya untuk penyakit jamur akar putih JAP, maka harus dilakukan pengecekan rutin tanaman setiap 6 bulan sekali agar terdeteksi lebih awal. Teknik pengendalian penyakit jamur akar putihtelah dibahas beberapa waktu yang lalu. Kumpulan jenis penyakit tanaman karet dan cara pengendaliannya dapat dibaca di kategori penyakit.

Demikian, 7 langkah pokok pemeliharaan TBM karet. Pemeliharaan TBM karet ini, sekali lagi, sangat penting karena akan berpengaruh bagi performa tanaman sepanjang hidupnya. Jadi investasi untuk pemeliharaan selama kurang lebih 5 tahun pertama sejak tanaman ditanam harus benar-benar diprioritaskan. Semoga dengan tujuh macam jenis pemeliharaan tersebut tanaman karet dapat memberikan hasil yang optimal.